Peraturan Pembuatan ISO 9001

ISO 9001 adalah standar internasional yang dikembangkan untuk memastikan sistem manajemen mutu (SMM) perusahaan mampu memberikan produk atau layanan berkualitas dan memenuhi harapan pelanggan. Pembuatan ISO 9001 diatur oleh sejumlah prinsip dan prosedur yang ketat untuk memastikan standar ini relevan, akurat, dan dapat diterapkan di berbagai industri. Berikut adalah peraturan utama dalam pembuatan ISO 9001:

1. Dikembangkan oleh Komite Teknis ISO

ISO 9001 dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), khususnya oleh Komite Teknis ISO/TC 176 yang menangani manajemen mutu. Komite ini terdiri dari para ahli dari berbagai negara, industri, dan bidang yang memiliki pemahaman mendalam tentang manajemen mutu. Mereka bekerja sama dalam menyusun dan memperbarui standar ini agar tetap relevan dengan perubahan industri dan kebutuhan global.

2. Mengikuti Prinsip Manajemen Mutu

Pembuatan ISO 9001 didasarkan pada delapan prinsip manajemen mutu, yaitu:

  • Fokus pada pelanggan
  • Kepemimpinan
  • Keterlibatan karyawan
  • Pendekatan berbasis proses
  • Perbaikan berkelanjutan
  • Pengambilan keputusan berbasis bukti
  • Manajemen hubungan Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa standar ini tidak hanya memadai untuk memenuhi persyaratan teknis, tetapi juga mampu menciptakan sistem yang berfokus pada pelanggan dan peningkatan berkelanjutan.

3. Melewati Proses Konsensus dan Tinjauan Global

Setiap revisi ISO 9001 melibatkan proses konsultasi dan konsensus yang melibatkan perwakilan dari 165 negara anggota ISO. Pendekatan ini memastikan bahwa standar ini memiliki kesesuaian internasional, dapat diterima oleh berbagai budaya dan sistem bisnis, serta mencerminkan praktik terbaik dari berbagai industri.

4. Revisi Berkala untuk Menyesuaikan dengan Perkembangan Industri

ISO 9001 tidak tetap; standar ini diperbarui setiap beberapa tahun agar selaras dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam lingkungan bisnis. Sebagai contoh, ISO 9001:2015 memperkenalkan pendekatan berbasis risiko dan fleksibilitas dalam dokumentasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.

5. Fokus pada Pendekatan Berbasis Risiko

Dalam pembuatan standar ISO 9001, prinsip pendekatan berbasis risiko kini lebih ditekankan, seperti yang terlihat dalam ISO 9001:2015. Hal ini bertujuan agar perusahaan lebih proaktif dalam mengidentifikasi, menilai, dan menangani risiko yang dapat memengaruhi mutu produk dan layanan mereka.

6. Memastikan Penerapan yang Fleksibel di Berbagai Industri

ISO 9001 dibuat agar fleksibel dan dapat diterapkan di berbagai sektor, dari manufaktur hingga jasa. Peraturan dan panduan dalam ISO 9001 disusun agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap perusahaan, baik skala kecil maupun besar.

Kesimpulan

Pembuatan ISO 9001 melalui proses yang ketat, melibatkan konsensus global, prinsip manajemen mutu, dan revisi berkala untuk menjaga relevansi. Tujuannya adalah untuk menyediakan standar yang tidak hanya memenuhi kebutuhan manajemen mutu tetapi juga membantu perusahaan menghadapi perubahan industri dengan efektif.

ISM STANDAR GRAHA VIRTO, RUKO GALAXI BUMI PERMAI J1 NOMOR 23A-25  Semolowaru  – Sukolilo , Kota Surabaya – Jawa Timur Phone : 087877112117 Whatapps : 087877112117 Email : ism.standar@gmail.com www.ismstandar.co.id